hari ini izinkan aku berkoaria. aku sedang lelah bee, jadi mohon dimaklumi yeth. aku sedang butuh seseorang buat berbagi, namun dia yang ku percaya sedang lelah ^^. do'a kan dia juga ya bee, semoga dia bahagia ^^
aku sangat merindukannya bee, hihihi. semoga sang malam menyampaikan salamku :)
Little
Secret
Di tengah hujan
yang terus turun ini, sedikit sejarah akan ku ukir dengan rasa yang penuh
kepura-puraan layaknya segelas coklat pahit yang penuh ampas. Aku cindy, ya
panggil saja aku dengan nama itu. Aku terlahir di keluarga yang biasa, tapi
sesuatu yang luar biasa pahitnya telah terukir di tinta emas keluargaku.
Sejarah tentang aku dan kelahiranku.
Aku terlahir
normal seperti layaknya remaja seumuranku, hanya saja aku tumbuh dan berkembang
lebih lambat dari mereka semua ditambah lagi beberapa organ tubuhku yang tak
dapaat berfungsi sempurna layaknya teman sebaya ku. Aku memiliki otak yang
bekerja ½ kali lebih lambat dari anak-anak seusia ku dan itu membuatku
benar-benar tertinggal. Aku harus belajar selama 3 minggu hanya untuk memegang
pensil dengan benar. Aku masih minum ASI di umur 4 tahun. Temen-temen perempuan
sebayaku sering mengejekku mirip seperti laki-laki, dan kurasa itu adalah saat yang
paling ku benci. Saat semua orang memuja temanku dengan kata ‘cantik’ tapi aku
sering dikata-katai jelek. Bahkan saat aku berumur 5 tahun aku masih belum bisa
menyatukan kancing dengan lubangnya, aku juga belum bisa memasukkan air kedalam
botol.
Tapi, sesosok
orang tua kedua ku membuatku tumbuh menjadi anak kecil yang dapat berpikir
cepat tanpa batasan, aku sangat senang saat itu. Kurasakan coklat yang pahit
itu menjadi manis, sedikit. Lucu mungkin saat yang membuat manis segelas coklat
yang pahit itu adalah 2 buah bungkus krupuk yang dikalungkan di leherku. Dan
dengan kepercayaan diri tingkat dewa aku tak melepasnya sampai akhirnya aku
sampai di rumah. Aku sangat senang, sehingga semua orang membenciku karena aku
terlalu sering pamer. Tapi bagi orang tuaku itu suatu hal yang luar biasa yang
pernah kulakukan. Mungkin cerita masa kecilku lebih mirip seperti upik abu. Aku
ditinggal orang tuaku dan terpaksa harus ikut kerabat dari bapakku. Dan pada
masa itu, aku merasakan hidup sangat keras. Aku tidak boleh makan sebelum anak
dari bibi ku itu makan, aku harus selalu mengalah dan menjadi pihak yang
terasingkan.
Aku memiliki
sedikit teman saat kecil karena sifat anehku yang sering diam dan berbicara
sendiri dengan alam. Entah kenapa aku selalu percaya bahwa alam lah yang
mengerti dengan keadaanku saat itu. Aku sering pergi diam-diam ke kolam
belakang sekolah saat pramuka maupun jam istirahat. Tak banyak yang mau
sebangku denganku, seingatku aku tak punya temen sebangku. Dan kekerasan yang
pernah kudapat saat kecil dari temanku selalu membekas di ingatanku. Aku tak
pernah diantar saat sekolah sehingga aku dititipkan ke kerabatku. Dan itu
membuat temanku semena-mena denganku. Bahkan kepalaku sampai bocor gegara kena
ayunan yang sengaja temanku ayunkan kearahku. Hidung ku pernah mimisan dulu
karena tingkah konyol mereka semua yang diluar kendali. Kalau di ingat-ingat
coklat yang tadinya agak manis berubah menjadi pahit lagi. Tapi aku masih punya
teman kok, percayalah. Guruku TK tak terlalu kenal denganku tapi beliau bangga
kepadaku. Beliau jugalah wanita cantik yang pertama kali kulihat. Dengan baju
biru dan rok pendek biru dengan rambur sebahu dan senyum yang hangat dan suara
lantang yang lembut.
Dan saat aku
masuk kelas 1 SD, beban masih ku pikul saat aku kesulitan menerima pelajaran.
Tak jarang aku mendapat nilai di bawah kkm, bahkan nol. Dan hinaan serta
cemoohan dari teman serta guruku, mendatangkan keajaiban, aku mendapat juara
kelas saat itu. Saat SD itu aku selalu mendapat juara 1 mungkin Cuma dua kali
dapat juara 2 yaitu saat kelas dua. Banyak hal yang ku dapat dimasa kanak-kanak
ini. Aku sudah mengenal sebuah sistem dimana anak berpangkat selalu di
utamakan. Aku juga pernah masuk ke geng yang ditakuti seluruh SD saat itu. Tapi
ya gitu, peranku hanya sebagai pusat saat mereka membutuhkanku dalam hal
pelajaran. Saat adegan labrak-melabrak aku tak bisa apa-apa selain melihat dan
menganalisis, bahkan saat aku dianggap menjadi penghianat aku juga pernah di
labrak. Dan anak baru, yang berasal dari jember itu sukses ngebuat aku
benar-benar tersakiti karena tingkahnya yang ringan tangan :v mungkin dia belum
mengenal aku, tapi tak apa toh aku tak punya banyak kekuatan untuk melawan.
Aku juga sering
menangis saat pelajaran SBK, bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja aku tak
pandai menggambar walaupun hanya sebuah garis lurus, bahkan sampai sekarangpun
sama. Kebiasaanku masih sama, suka menyendiri dan berbicara dengan alam tanpa
sepengatauhan temen-temenku. Dan aku paling benci saat guru favoritku
membangga-banggakan temanku dan memandangku seolah-olah hina. Dan malam paling indah adalah saat wisuda
kelulusan. Mungkin aku sedang beruntung saat itu, aku menjadi juara 1 UN di SD
ku dengan total rata-rata 9,1. Bangga, sumpah. Apalagi saat ketua komite
memberiku uang 100 ribu. Tapi bukan itu yang mengena, melainkan saat
teman-temanku bernyanyi di depan dan salah satu temanku melambaikan tangan
padaku dengan airmata yang juga menetes.
Kini taman
kanak-kanak dan SD ku telah terlewat. Laren depan sekolah, lapangan bulu
tangkis, lapangan volly yang menjadi saksi aku nangis gegara kena bola, dan
lapangan upacara yang pernah menjadi tempatku dihukum karena tak pramuka telah
berubah, hanya ingatanku yang membuatnya terlihat sama. Tata boga yang berhasil
ngebuat ricuh satu ruangan gegara kebakaran yang kelompokku timbulkan dan baju
lucu yang pernah ku kenakan saat gerak jalan masih tertanam dengan subur
diingatanku. Serta bangunan pertemuan dengan bangku panjang yang pernah menjadi
tempat karantina paling sulit dalam hidupku. Aku dikelilingi manusia kecil yang
berasal dari kasta tinggi. Tak banyak yang dapat ku jadikan teman karena sifat
minderku. Serta mushola samping bangunan itu dan ayunan SD. Tak lupa sepeda
biru besar yang telah menjadi saksi betapa kerasnya aku berusaha untuk sampai
di tempat bimbingan itu ditengah hujan yang deras itu pula aku terjatuh ke
galengan dengan tertimpa sepeda. Hemm,,, aku menangis saat itu. Tapi, berhenti
saat aku sampai di sekolahan.
Masa SMP ku
juga tak kalah ngenes dari masa kecilku. Awal masuk ruang unggulan tak banyak
yang mau berteman denganku. Aku sering menangis saat pulang sekolah, aku benar-benar
tertekan saat itu. Teman-teman baruku itu sering mengejekku dan menjadikanku
bahan bully-an. Bahkan aku sering disama-sama kan dengan hewan yang hina dan
menjijikkan. Guruku pun tak kalah, beliau sering memanggapku aneh. Aku
benar-benar merasa tak ada gula yang mau memaniskan segelas coklat pahitku. Aku
juga pernah disuruh ngebersihin Wc gegara nggak ikut pramuka. Bukan sengaja
atau malas, saat itu aku sakit dan ketahuilah aku sekolah dengan mengendarai
sepeda. Kaki ku tak sanggup ku angkat saat itu karena panas tinggi yang sedang
menjangkitku. Tak ada surat atau apapun sehingga hukuman itu ditimpakan padaku.
Aku benar-benar menahan air mata saat itu, saat anak-anak kelas lain
mencemoohku, menghina ku sebagai murid yang malas. Padahal mereka tak tahu apa
yang sebenarnya ku alami, aku tak punya alat komunikasi untuk memberitahu
temanku kalo aku sakit ditambah lagi tak ada tetangga ku yang bisa ku titipi
surat.
Nasib naas
sering menimpaku, saat teman sebayaku bisa bermain kesana-kemari, aku harus
berkutat dengan hal-hal yang mengikatku. Pandangan sebelah mata itu, hingga
kini masih ku ingat. Seberapa keras aku berusaha menghilangkan pandangan itu
tetap saja tak mampu. Aku sering dicampakkan bahkan oleh orang yang ku
idolakan. Orang yang ku anggap sempurna untuk menjadi motivatorku. Anggap saja
dia Mr. F, dia sangat sempurna. Bahkan dia adalah motivator tersuksesku, yang
membuat nilai kkm ku mencapai 90. Sebelum sempat aku berterima kasih dia telah
berhasil melukai kepercayaanku dan membuatku berhenti seketika. Hemm, terima
kasih F ku harap kau bahagia walau bukan dia yang akhirnya yang jadi
pendampingmu.
Masa SMP ku
tutup dengan posisi ku yang jadi juara 3 paralel UN. Tak apa toh udah dapat
rata-rata 8. Aku juga akan selalu ingat hinaan-hinaan yang mereka anggap lucu
tapi menyakitiku.
Idiot.
Aneh.
Tikus.
Parasit.
Tukang suruh.
Dan nggak bisa ngapa-ngapain.
Dan semuanya. Aku masih mengingatnya.
Itulah sebab
betapa banyak bicaranya aku di usiaku yang sudah tak lagi anak-anak ini. Aku
sering tertawa keras hanya untuk menutupi kekacuan pikiranku. Tapi kawan SMA ku
benar-benar beda, mereka rata-rata hanya bisa ngeliat dari cover dan mengumpat
dalam diam. Begitu pula dengan ku. Entah lah, aku benar-benar lelah akhir-akhir
ini dan butuh sesuatu untuk bersandar. Tapi semakin lama nyender akhirnya aku
kejengkang juga, karena tempatku bersandar telah bergeser. Sekarang aku bingung
harus curhat kesiapa selain buku yang tak dapat bicara itu.
Dan satu hal
yang pasti, hanya 2 R yang membuatku nangis bombay karena cinta. Dan R terakhir
ini telah terlalu banyak membuatku ngerasain hal baru. Saat ini dia sedang
bosan, jadi tak ada niatan untuk memperpanjang masanya bersamaku. Mungkin ini
saat yang tepat untukku mengakhiri semuanya, aku tak akan menuntut R terakhirku
ini untuk memberi kepastian dan untukku sendiri aku tak akan menunggu lagi. Aku
tak akan menangis lagi saat kau tak ada disana ketika aku membutuhnya untuk
berbagi cerita. Aku akan menjadi diriku yang bahagia, jujur aku rindu dengan
senyum yang selalu ku kembangkan dulu. Jadi untuk itu.....
Aku ingin meminta maaf kepadamu,
Kepada sesosok malaikat beraura gelap yang warna-warni
Sosok yang pernah mengisi hatiku hingga kini
Aku akan melangkah sekarang
Aku minta maaf setiap saat aku bisa mengutarakannya
Aku merasa telah terlalu banyak membuatmu semakin
terbebani
Aku sadar aku terlalu egois terhadap hidupmu dan
perasaanku
Dan itu membuatmu seolah-olah menjadi pihak yang jahat
Padahal itu semua salahku,
Aku yang terlalu perasa, sehingga menganggap lebih
kebaikanmu.
Berjalanlah yang gagah baret merah,
Aku akan selalu menyebutmu dalam do’a ku
Do’a yang tak pernah kau sadari,
Do’a yang selalu membuatku merasa dekat denganmu
Untuk keinginanku itu, maaf...
Aku tak akan meminta mu membalas chat ku lagi
Aku tak akan berharap kau dapat meminjamkan jaket
kesukaanku itu
Aku tak akan memaksamu melempar senyum kepadaku
Aku tak akan mengharapkanmu memberiku semangat,
Tapi,
Satu hal yang pasti,
Aku ingin melihatmu bahagia tanpa ada air mata turun
dari ujung mataku
Dan, jujur aku merindukanmu
Pangeran impian ku
Pangeran yang mengendarai motor merah
Pangeran berwajah frozen
Vampire tampan yang suka ngowoh ku
Dan cahaya aurora yang mewarnai hatiku.
Terima kasih untuk semuanya,
Semua hal yang pernah kau berikan padaku
Entah kau sadari atau tidak. Aku akan selalu
mengingatnya
Tapi. Yang pasti alam bawah sadarku dapat merasakan
keberadaanmu.
Keberadaan yang mungkin orang lain tak tahu.
Entah itu sungguhan atau hanya kasihan,
Aku tetap berterima kasih padamu, kawanku,
Kawan laki-laki yang kuanggap istimewa.
Ku harap kau tak melupkanku~
Aku gadis bodoh dengan pemikiran galat dan tingkah aneh
yang nyebelin
Cindy~
Sedikit coleteh
malam ini, telah menguak sedikit rahasia pahit hidupku. Percaya lah bee setiap
kepedihan pasti ada kebahagiaan dan lain waktu aku akan bercerita tentang itu. Dan
kesimpulan nya, aku masih sama hanya saja aku bertambah besar. Aku masih belum
bisa membuat garis lurus dan takut nyeberang sendirian kalo nggak terpaksa.
Masih suka ngekhayalin hal-hal yang ke kanak-kanakan. Masih nggak bisa dapat
nilai dalam mapel yang berkaitan dengan tangan, kaki dan mulut. Serta aku masih
tak suka PBB. Dan image baru ku adalah, BAPERAN :v sebenarnya itu bukan suatu
hal yang baru. Dari kecil aku memang gitu, aku selalu membawa perasaanku kesetiap
manusia yang berbaik hati maupun berburuk hati padaku. Aku sudah terlalu sering
di abaikan karena banyaknya kekurangan yang kupunya. Tapi, manusia luar biasa
itu mau mengulurkan tangannya padaku. Kepada sesosok makhluk aneh sepertiku.
Ahh,, sudah terlalu
banyak cakap aku ini. Sekarang tergantung kalian bee, mau percaya cerita tak
guna diatas atau tidak ^^. Aku tetap berterima kasih padamu, kawan tak kasat
mataku. See you next day bee~
Oddly Duck
Cindy